•  (100%)
  •  (100%)
  •  (100%)
  •  (100%)
  •  (100%)
< =

GAS INDUSTRI UNTUK FABRIKASI LOGAM TERLENGKAP



GAS INDUSTRI UNTUK FABRIKASI LOGAM TERLENGKAP

Aplikasi Gas Industri dalam Fabrikasi Logam

Fabrikasi logam adalah suatu proses produksi logam yang meliputi antara lain rekayasa (perancangan), pemotongan, pembentukan, penyambungan, perakitan atau pengerjaan akhir.

Dalam istilah industri kegiatan ini mengacu pada struktur bangunan logam dengan tahapan pemotongan, pembengkokan, dan juga perakitan. Fabrikasi sendiri menjadi proses yang mesti dilalui dalam proyek industri berat.

  1. Pemotongan (Cutting). Pada bagian pemotongan fabrikasi mencakup proses gergaji, gesek, dan memahat. Pada bagian ini umumnya dilakukan dengan cara manual.
  2. Pembakaran. Pembakaran dilakukan dengan obor genggam misal obor berbahan oksigen atau obor plasma. Selain itu melewati pemotongan CNC yang menggunakan obor, air jet, atau laser untuk cara lebih canggihnya.
  3. Pembengkokan. Bagian pembengkokan dilakukan dengan cara memalu secara manual atau mesin dan bisa juga dengan rem tekan dan perkakas sejenisnya.
  4. Perakitan. Bagian perakitan merupakan penggabungan dari beberapa potongan menjadi satu kesatuan utuh. Dilakukan dengan cara pengelasan, mengikat dengan perekat, pengecang berulir, memaku rivet atau keeling, dan lainnya. Bahan awal yang kerap digunakan untuk fabrikasi biasanya berupa stuktur baja dan logam lembaran.

Pemotongan dengan Oxy-fuel

Pemotongan dengan oxy-fuel adalah proses yang paling banyak diterapkan untuk memotong baja lunak dan baja campuran rendah. Proses ini mencakup seluruh kisaran ketebalan dari 1 mm hingga 2500 mm (0,04-100 inci), menghasilkan kualitas pemotongan yang luar biasa dan biaya investasinya rendah. Selain itu, proses ini dapat dimekanisasi dengan mudah. Pemotongan dengan oxy-fuel adalah proses pembakaran. Semburan oksigen membakar logam dalam bagian sempit untuk melakukan pemotongan dan membuang produk pembakaran (slag) dari kerf. Kemurnian oksigen pemotongan sangat penting untuk kecepatan pemotongan yang dapat dicapai. Tingkat kemurnian yang lebih tinggi menghasilkan kecepatan pemotongan yang lebih tinggi.

Gas Bahan Bakar

1. Asetilena (Acetylene C2H2)

Asetilena merupakan bahan bakar utama untuk pengelasan oxy-fuel dan bahan bakar pilihan untuk pekerjaan reparasi serta pemotongan dan pengelasan, asetilena menghasilkan semburan api primer yang terpanas dan paling pekat di antara semua gas bahan bakar industri. Nilai kalornya cukup rendah, tetapi bagian yang disemburkan sebagai api primer sangat tinggi, sekitar 30%, sehingga asetilena merupakan gas bahan bakar yang menghasilkan panas tertinggi di api primernya.

Gas Tambahan/Gas untuk Pemotongan

2. Oksigen (O2)

Dalam api pemanasan, gas bahan bakar terbakar dalam oksigen, menghasilkan panas. Api terdiri atas zona pembakaran luar dan dalam. Tujuan utama api pemanasan dalam sebagian besar proses api adalah mencapai pemanasan lokal yang cepat. Ini mensyaratkan sifat-sifat pembakaran pada gas yang digunakan. Dalam pemotongan, bukan api pemanasan sendiri yang melakukan operasi pemotongan, tetapi semburan oksigen. Semburan oksigen ini mengoksidasi logam, dengan evolusi panas, dan menyingkirkan produk pembakaran (slag) dari kerf. Tujuan api pemanasan adalah memanaskan logam pada suhu penyalaan, menopang proses pemotongan, dan mendukung semburan oksigen pemotongan.

Campuran Gas Bahan Bakar

Ada beberapa campuran gas bahan bakar paten yang bahan aktifnya terdiri atas metil asetilena dan/atau propadiena. Kedua gas ini sangat tinggi nilai kalornya, tetapi mudah meledak. Karena itu, ditambahkan penstabil, terutama propana, propilena, dan butana. Campuran gas yang mengandung metil asetilena dan/atau propadiena merupakan gas bahan bakar yang menghasilkan api terpanas setelah asetilena.

3. Etilena (Ethylene C2H4)

4. Gas alam (Metana)

Gas alam terutama terdiri atas metana. Komposisinya, dan karenanya sifat pembakarannya, beragam di berbagai cadangan gas alam. Gas alam terutama digunakan untuk pemanasan, tetapi dapat juga digunakan untuk mis. pemotongan jika sudah terpasang pada lokasi. Nilai kalor metana itu rendah, dan sebagian kecil saja yang dihasilkan dalam api utama.

5. Hidrogen (H2)

Hidrogen adalah gas yang sangat mudah terbakar dan terbakar dengan api yang tak terlihat. Jika bercampur dengan udara dan oksigen, nitrogen mudah meledak dalam rentang pencampuran yang beragam. Campuran dua bagian hidrogen dan satu bagian oksigen umumnya disebut oxyhydrogen atau udara eksplosif. Hidrogen juga dapat digunakan sebagai gas bahan bakar, misalnya untuk pemotongan dengan gas. Suhu api dan intensitas apinya lebih rendah daripada asetilena dan banyak gas lain, tetapi lebih tinggi daripada propana dan gas alam.

6. Propana (LPG)

Propana memiliki nilai kalor lebih tinggi per kg gas daripada asetilena, tetapi menghasilkan panas lebih rendah di api primernya. Suhu api lebih rendah dan keperluan oksigen kira-kira 4 kali lebih tinggi daripada untuk asetilena. Di pasaran lebih dikenal dengan LPG atau Elpiji.

7. Propilena

Sifat propilena mirip dengan propana. Nilai kalor kedua gas ini kira-kira sama, tetapi panas propilena sebagian besar dilepaskan api primernya, yang berarti propilena menghasilkan api yang lebih panas dan lebih efisien daripada propana.

8. Carbondioxide (CO2)

Karbon Dioksida atau CO2 juga dikenal sebagai pilihan gas untuk pengelasan MIG yang paling populer dan keberadaannya juga sangat berlimpah di alam. Gas las CO2 merupakan gas yang murah dan mudah untuk diproduksi, sehingga biaya penggunaannya lebih murah dibandingkan dengan gas Argon.

9. Argon (Ar)

Argon sendiri dalam pengelasan berfungsi sebagai gas pelindung (shielding gas), karena sifatnya yang mulia (inert) sehingga gas tersebut tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya. Sifat tersebut menjadikan gas Argon sebagai pelindung yang cukup ideal saat proses pengelasan

Untuk pemesanan gas industri segra hubungi tim marketing kami:

WA : 0813-8177-2427

Email : info.harizco@gmail.com


Related Products